KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat rahmat dan izin-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kacang Hijau’ sebagai tugas membuat metode ilmiah bidang studi Biologi
Umum. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Tanaman khususnya pada tanaman kacang hijau.
Dalam
menulis makalah ini, alhamdulillah
penulis tidak mendapatkan kendal -kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan
dengan baik. Selain itu penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing,orang tua dan
semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Disini
penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang tidak
sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya
ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna.
Amin.
Depok,25 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KataPengantar
KataPengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Hipotesis
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
2.4 Objek Penelitian (Kacang Hijau)
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi
3.2 Waktu
3.3 Alat dan Bahan
3.4 Cara Kerja
BAB 4 HASIL
BAB 5 PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.3 Penutup
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal
orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga
hijau. Hampir
semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan
mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel
(tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Perkembangan adalah proses menuju dewasa merupakan
proses yang tidak dapat diukur dengan kata lain, perkembangan bersifat
kualitatif,tidak dapat dinyatakan dengan angka.Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam
lingkungannya. Pengaruh ini dapat
datang dari luar maupun dalam tanaman yang mengalami pertumbuhan itu sendiri.
Faktor dari luar di pengaruhi oleh nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban dan
derajat keasaman tanah (pH). Sedangkan factor dari dalam di pengaruhi oleh
genetic dan hormonal.
Perkecambahan adalah peristiwa embrio di dalam biji menjadi
tanaman baru. Perkecambahan diawali oleh peristiwa imbibisi, yaitu masuknya air
ke dalam biji. Dengan masuknya air,biji mengembang dan kulit biji akan pecah.
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberalin (GA).
Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis begian luar endosperma) untuk
mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja dengan menghidolisis cadangan
makanan sebagai sumber energy perkecambahan. Perkecambahan di bagi menjadi dua
yaitu epigeal dan hipogeal. Pada perkecambahan epigeal,kotiledon terdapat di
permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke
atas. Sedangkan pada perkecambahan hypogeal, kotiledon tetap berada dalam tanah
karena yang mengalami pertumbuhan adalah bagian epikotilnya.
Yang akan dibahas adalah
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Cahaya merupakan
faktor yang mutlak diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman, tetapi juga
menghambat proses perkecambahan.
Tumbuhan yang diletakkan di
tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari yang cukup untuk digunakan
berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu ke arah cahaya matahari sehingga
batangnya tidak lurus atau bengkok. Sedangkan tumbuhan yang diletakkan di
tempat yang gelap tidak mendapatkan penyinaran matahari tetapi hanya
mendapatkan udara dari luar.
Dari
keadaan tersebut,penulis termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat berbeda yaitu di tempat gelap dan
terang. Pemilihan tempat ini sudah melalui pertimbangan pada beberapa faktor.
Untuk itu kami membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang
tercantum pada laporan ini.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
- Apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau ?
- Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat, yaitu di tempat terang dan di tempat gelap ?
- Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau yang di letakkan di dua tempat yaitu tempat terang dan gelap?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut.
- Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
- Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat berbeda (tempat terang dan tempat gelap)
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat untuk penulis
Dengan adanya penulisan makalah ini,
dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang
berbeda intensitas cahayanya.
2.
Manfaat untuk pembaca
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya,
sehingga menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat
1.5
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah
cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan biji kacang hijau
yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya berbeda akan menghasilkan
tinggi yang berbeda. Tumbuhan di tempat gelap akan lebih cepat tinggi dari pada
tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya. Namun, memiliki perbedaan
morfologi, meliputi keadaan akar, batang dan daun tumbuhan kacang hijau.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan
tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan
auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran
sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat
meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun. Perkembangan
adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang
mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung)
dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.
2.2 Tahapan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman diawali dengan perkecambahan biji.Perkecambahan adalah munculnya
plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam
biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar =
radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
A.
Struktur Biji
Pada
biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di
ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros
embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama,
sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula
(calon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi
akar primer.
Pada
tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi
sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan
koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat
koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada
biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma
(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
B.
Proses Perkecambahan
Proses
Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial
air rendah pada biji yang kering.
Proses
Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja
menghidrolisis
cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam
air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula.
Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama
pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
C.
Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada
saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :
·
Perkecambahan Epigeal
Ciri
Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon).
Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali
kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
·
Perkecambahan Hipogeal
Ciri
Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap
menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas
kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi.
dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun.
Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
·
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical
(terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan
batang.
·
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan
mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan
diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas :
Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel
kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus
(jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang
rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.
2.3 Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
·
Faktor Internal (Dalam)
a.
Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung
factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga
berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis
protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang
dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan
melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
b.
Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat
seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat
pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu
diantaranya :
1)
Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung
daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung
batang serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
Ø
Merangsang aktivitas cambium untuk
membentuk xylem dan floem
Ø
Mencegah rontoknya daun, bunga dan
buah
Ø
Merangsang pembentukan buah dan bunga
Ø
Memacu pembentangan dan pembelahan
sel
Ø
Merangsang pemanjangan (sel) tunas
ujung tanaman
Ø
Membantu pembentukan buah tanpa biji
(partenokarpi)
Ø
Merangsang pembentukan akar lateral
dan serabut akar
Ø
Merangsang dominasi apical, yaitu
terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung
tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
Ø
Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin
akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas
dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas. Aktivitas auksin
akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena
cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat
gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat
terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh
membengkok kearah datangnya cahaya.
2) Giberelin. Berperan dalam merangsang
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
3)
Etilen. Berperan dalam proses
pematangan buah dan kerontokan daun.
4)
Sitokinin. Berperan dalam pembelahan
sel (sitokinesis)
5)
Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan
dan gugurnya daun.
6)
Kalin. Berperan dalam proses
organogenesis
7) Asam traumalin. Berperan dalam
proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
·
Faktor Eksternal/Luar
(Lingkungan)
a.
Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan.
Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan
mati.
b.
Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai
tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi
tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak
sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya
tumbuhan mengalami etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap
lama penyinaran (panjang hari).
c.
Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika
kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk
menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan
nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
d.
Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah
(umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan
sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak
sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas:
Ø Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak).
Misalnya : C, H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat,
akhirnya mati ], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P
(Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg
(Magnesium).
Ø Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit).
Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo
(Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga).
e.
Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi,
transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan
berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada
suhu 0°C dan diatas 40°C.
f.
Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi
aerob pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam
perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen
dapat mengalami kematian.
g.
pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH
tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia.
Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni
tubuh tumbuhan.
Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan
antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.4 Objek
Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang
hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60
hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak
dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.
Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna
batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate
(terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup
panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang
serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk
silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu
muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat.
Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam kacang hijau terdapat
berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat daya tahan tubuh).
Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang). Vitamin B1 (membantu proses
pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam
tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu
pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan
rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 25 September 2013 sampai 1 Oktober 2013
3.2 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan rumah
3.3 Alat dan
Bahan:
·
2 buah gelas air mineral.
·
Kapas secukupnya.
·
Beberapa biji kacang hijau.
·
Air secukupnya.
·
Mistar
·
Kertas
·
Pulpen/pensil
3.4
Langkah Kerja
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Sediakan 2 buah gelas air mineral lalu
letakkan kapas secukupnya di masing-masing gelas air mineral yang sudah
dibasahi air
3.
Letakkan biji kacang hijau
secukupnya di masing-masing gelas air mineral yang dalamnya sudah di letakkan
kapas yang sudah di basahi air
4.
Beri label G1 pada gelas air mineral
yang akan di tempatkan pada tempat gelap,dan label T2 untuk tempat terang
5.
Letakkan gelas air mineral yang
telah di beri label G1 di tempat gelap dan letakkan gelas air mineral yang
telah di beri label T2 di tempat terang
6.
Untuk tempat gelap,tutup dengan
kardus agar terhindar dari cahaya matahari
7.
Siramlah biji kacang hijau sehari
sekali (pagi hari)
8.
Ukur dan amati setiap pertumbuhan
dan perkembangan biji kacang hijau setiap harinya
9.
Memotret setiap perkembangan pada
tumbuhan kacang hijau.
BAB VI
HASIL
A. Tabel Hasil Pengamatan
v Data hasil pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau di
tempat gelap
Hari ke-
|
Tanaman
|
Keterangan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
Berhasil
|
2
|
0,9
|
0,7
|
1,3
|
0,9
|
0,8
|
Berhasil
|
3
|
1,8
|
1,3
|
3,7
|
2,8
|
1,9
|
Berhasil
|
4
|
5,1
|
3,9
|
8,9
|
7,6
|
5,4
|
Berhasil
|
5
|
14,2
|
11,3
|
18,3
|
16
|
14,9
|
Berhasil
|
6
|
19,4
|
16,2
|
23,4
|
21,5
|
19,7
|
Berhasil
|
Rata-rata
|
6,9
|
5,58
|
9,3
|
8,16
|
7,15
|
Keterangan pengamatan:
§ Pada hari pertama penelitian, tumbuhan mulai berkecambah.
§ Hari kedua akar dan batang mulai bertambah panjang.
§ Hari ketiga daun mulai tumbuh berwarna kuning (pucat)
§ Hari keempat-terakhir (6) kacang hijau sudah menjadi
tumbuhan yang utuh.
v Data hasil pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau di
tempat terang
Hari ke-
|
Tanaman
|
Keterangan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
0,1
|
Berhasil
|
2
|
0,5
|
0,5
|
0.5
|
1
|
0,5
|
Berhasil
|
3
|
1,3
|
1
|
1,3
|
1,6
|
0,8
|
Berhasil
|
4
|
2,7
|
2,2
|
2,4
|
2,4
|
1,4
|
Berhasil
|
5
|
3,9
|
3,2
|
3,5
|
4,6
|
2,1
|
Berhasil
|
6
|
5,8
|
5,1
|
5,4
|
6,3
|
4
|
Berhasil
|
Rata-rata
|
2,38
|
2,01
|
2,2
|
2,68
|
1,48
|
Keterangan pengamatan:
§ Pada hari pertama penelitian, tumbuhan mulai berkecambah.
§ Hari kedua akar dan batang mulai bertambah panjang.
§ Hari ketiga daun mulai tumbuh berwarna hijau bentuk daun
mulai besar dan lebar
§ Hari keempat-terakhir (6) kacang hijau sudah menjadi
tumbuhan yang utuh.
B. Gambar Hasil Pengamatan
Ø Tumbuhan kacang hijau ditempat terang
Hari
pertama
Hari
kedua
Hari
ketiga
Hari
keempat
Hari
kelima
Hari
keenam
Ø Tumbuhan kacang hijau ditempat gelap
Hari pertama
Hari kedua
Hari
ketiga
Hari
keempat
Hari
kelima
Hari
keenam
Hasil
perbandingan tanaman kacang hijau di hari terakhir (6)
C. Pembahasan
Jika
dilihat tabel hasil pengamatan pada praktikum ini di dapatkan hasil yaitu
tanaman satu dengan tanaman lainnya di dalam media tanam yang sama ada yang
pertumbuhannya lebih cepat dan ada yang lambat. Ini dikarenakan adanya
kompetisi antara tanaman kacang hijau satu dengan yang lainnya yang disebabkan
karena peletakkan biji satu yang berdekatan dengan biji lainnya pada saat
penanaman. Faktor gen juga sangat mempengaruhi hal tersebut, karena tidak semua
biji membawa gen yang ‘baik’ sehingga ada tanaman yang lebih cepat
pertumbuhannya dan ada juga yang lambat.
Tanaman
yang ditanam di tempat gelap, terlihat tanaman kacang hijau tumbuh lebih
panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon,
terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur
pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya
matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon
auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta
kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut
etiolasi.
Tanaman
ditanam di tempat terang, kacang hijau terlihat tumbuh lebih pendek
daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di
atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk,
daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
BAB
V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan
tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau. Dari penelitian
yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau,
biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai
perbedaan.
1. Tumbuhan dalam hal percobaan kali
ini adalah kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap tumbuh lebih optimal dan
cepat karena peristiwa etiolasi (Etiolasi adalah istilah bagi pertumbuhan
tanaman yang tidak normal yang ditandai dengan tanaman yang tumbuh sangat
cepat, batang tinggi, kurus, dan lemah, serta warna daun yang pucat (tidak
berwarna hijau) tidak berkembang dengan baik dan tidak terurainya hormon
auksin, sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun
tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik
tanaman yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan
daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun terlihat pucat.
2. Tanaman kacang hijau yang diletakkan
di tempat terang tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai dan
terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih
pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat
gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar.
5.2 Saran
§ Dalam melakukan suatu percobaan,
lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang
mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan
berhasil.
§ Dalam mengukur tinggi kecambah,
harus dilakukan secara teliti.
§ Dalam melakukan percobaan, hendaknya
memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan
itu baik dan valid.
§ Sebaiknya, percobaan dilakukan dalam waktu yang
lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan
perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang dan berada ditempat
gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti bukan menggunakan
mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat.
§ Sebaiknya, menanamnya di air mineral gelas yang bening agar
ketika difoto tampak jelas dari ujung akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya
medium tempat tumbuh kacang hijau tersebut lebih besar, agar pertumbuhannya
maksimal.
5.3 Penutup
Dengan terselesaikannya kegiatan
penelitian ini,penulis berharap makalah ini dapat di terima oleh semua pembacanya.Begitu
pula penulis juga berharap semoga kegiatan penelitian selanjutnya dapat
berjalan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Daftar Pustaka
§ Srikini, Suharno, dkk. 2006. BIOLOGI untuk SMA Kelas
XII. Jakarta. Penerbit Erlangga
§ Aryuli, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi
Winarni. 2007. Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta :
Esis.
§ Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A.
Malang : Erlangga
§ Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. BSE
Biologi Untuk SMA Kelas XII Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Sumber dari Internet :