Jumat, 09 Mei 2014

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU






              KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat rahmat dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau’ sebagai tugas membuat metode ilmiah bidang studi Biologi Umum. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman khususnya pada tanaman kacang hijau.

 Dalam menulis makalah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendal -kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing,orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
 Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.

Depok,25 September 2013


Penulis
DAFTAR ISI
KataPengantar
Daftar Isi

  BAB 1 PENDAHULUAN
   1.1  Latar Belakang Masalah
   1.2  Rumusan masalah
   1.3  Tujuan 
   1.4  Hipotesis
                
BAB 2  KAJIAN TEORI 
   2.1  Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
   2.2  Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
   2.3  Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
   2.4  Objek Penelitian (Kacang Hijau)

BAB 3 METODOLOGI  PENELITIAN
3.1 Lokasi
3.2 Waktu
3.3 Alat dan Bahan
3.4 Cara Kerja

BAB 4 HASIL

BAB 5 PENUTUPAN
      5.1 Kesimpulan
      5.2 Saran
      5.3 Penutup
Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang

Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Perkembangan adalah proses menuju dewasa merupakan proses yang tidak dapat diukur dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif,tidak dapat dinyatakan dengan angka.Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam lingkungannya. Pengaruh ini dapat datang dari luar maupun dalam tanaman yang mengalami pertumbuhan itu sendiri. Faktor dari luar di pengaruhi oleh nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban dan derajat keasaman tanah (pH). Sedangkan factor dari dalam di pengaruhi oleh genetic dan hormonal.
Perkecambahan adalah peristiwa embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Perkecambahan diawali oleh peristiwa imbibisi, yaitu masuknya air ke dalam biji. Dengan masuknya air,biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberalin (GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis begian luar endosperma) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja dengan menghidolisis cadangan makanan sebagai sumber energy perkecambahan. Perkecambahan di bagi menjadi dua yaitu epigeal dan hipogeal. Pada perkecambahan epigeal,kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas. Sedangkan pada perkecambahan hypogeal, kotiledon tetap berada dalam tanah karena yang mengalami pertumbuhan adalah bagian epikotilnya.
 Yang akan dibahas adalah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Cahaya merupakan faktor yang mutlak diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman, tetapi juga menghambat proses  perkecambahan.
Tumbuhan  yang diletakkan di tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari yang cukup untuk digunakan berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu ke arah cahaya matahari sehingga batangnya tidak lurus atau bengkok. Sedangkan tumbuhan yang diletakkan di tempat yang gelap tidak mendapatkan penyinaran matahari tetapi hanya mendapatkan udara  dari luar.

Dari keadaan tersebut,penulis termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat berbeda yaitu di tempat gelap dan terang. Pemilihan tempat ini sudah melalui pertimbangan pada beberapa faktor.  Untuk itu kami membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang tercantum pada laporan ini.

1.2              Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
  1. Apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau ?
  2. Adakah perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat, yaitu di tempat terang dan di tempat gelap ? 
  3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau yang di letakkan di dua tempat yaitu tempat terang dan gelap?

1.3              Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
  1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
  2.  Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat berbeda (tempat terang dan tempat gelap) 
  3.  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat.

1.4              Manfaat Penelitian

1.      Manfaat untuk penulis                                                                                                 Dengan adanya penulisan makalah ini, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
2.      Manfaat untuk pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat

1.5              Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan biji kacang hijau yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan di tempat gelap akan lebih cepat tinggi dari pada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya. Namun, memiliki perbedaan morfologi, meliputi keadaan akar, batang dan daun tumbuhan kacang hijau.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1       Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
            Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun. Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.
2.2       Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
                 A.    Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat  radikula (calon  akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
              B.     Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
Proses Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis
cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
                 C.     Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :
·         Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
·         Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
·         Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
·         Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.
2.3       Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
·         Faktor Internal (Dalam)
a.       Faktor Intraseluler/Genetis
 Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
b.      Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :
1)      Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang  serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
Ø  Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
Ø  Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
Ø   Merangsang pembentukan buah dan bunga
Ø  Memacu pembentangan dan pembelahan sel
Ø  Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
Ø  Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
Ø  Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
Ø  Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
Ø  Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas. Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
2) Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
3)      Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
4)      Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
5)       Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
6)      Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
7) Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
·         Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)   
a.       Air 
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan.  Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.
b.      Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).
c.       Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
d.      Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas:
Ø  Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat,  akhirnya mati ], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
Ø  Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga).
e.       Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
f.       Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
g.      pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.4       Objek Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom                     :           Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                :           Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                :           Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                           :           Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                           :           Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas                    :           Rosidae
Ordo                            :           Fabales
Famili                          :          
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus                          :          
Phaseolus
Spesies                        :           Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).  Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1       Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 September 2013 sampai 1 Oktober 2013
3.2       Tempat
Penelitian ini dilaksanakan rumah
3.3       Alat dan Bahan:
·         2 buah gelas air mineral.
·         Kapas secukupnya.
·         Beberapa biji kacang hijau.
·         Air secukupnya.
·         Mistar
·         Kertas
·         Pulpen/pensil
3.4              Langkah Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Sediakan 2 buah gelas air mineral lalu letakkan kapas secukupnya di masing-masing gelas air mineral yang sudah dibasahi air
3.      Letakkan biji kacang hijau secukupnya di masing-masing gelas air mineral yang dalamnya sudah di letakkan kapas yang sudah di basahi air
4.      Beri label G1 pada gelas air mineral yang akan di tempatkan pada tempat gelap,dan label T2 untuk tempat terang
5.      Letakkan gelas air mineral yang telah di beri label G1 di tempat gelap dan letakkan gelas air mineral yang telah di beri label T2 di tempat terang
6.      Untuk tempat gelap,tutup dengan kardus agar terhindar dari cahaya matahari
7.      Siramlah biji kacang hijau sehari sekali (pagi hari)
8.      Ukur dan amati setiap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau setiap harinya
9.      Memotret setiap perkembangan pada tumbuhan kacang hijau.


BAB VI
HASIL

       A.    Tabel Hasil Pengamatan
v  Data hasil pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau di tempat gelap

Hari ke-
Tanaman
Keterangan
1
2
3
4
5
1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
Berhasil
2
0,9
0,7
1,3
0,9
0,8
Berhasil
3
1,8
1,3
3,7
2,8
1,9
Berhasil
4
5,1
3,9
8,9
7,6
5,4
Berhasil
5
14,2
11,3
18,3
16
14,9
Berhasil
6
19,4
16,2
23,4
21,5
19,7
Berhasil
Rata-rata
6,9
5,58
9,3
8,16
7,15

Keterangan pengamatan:
§  Pada hari pertama penelitian, tumbuhan mulai berkecambah.
§  Hari kedua akar dan batang mulai bertambah panjang.
§  Hari ketiga daun mulai tumbuh berwarna kuning (pucat)
§  Hari keempat-terakhir (6) kacang hijau sudah menjadi tumbuhan yang utuh.

v  Data hasil pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau di tempat terang
Hari ke-
Tanaman
Keterangan
1
2
3
4
5
1
0,1
0,1
0,1
0,2
0,1
Berhasil
2
0,5
0,5
0.5
1
0,5
Berhasil
3
1,3
1
1,3
1,6
0,8
Berhasil
4
2,7
2,2
2,4
2,4
1,4
Berhasil
5
3,9
3,2
3,5
4,6
2,1
Berhasil
6
5,8
5,1
5,4
6,3
4
Berhasil
Rata-rata
2,38
2,01
2,2
2,68
1,48

Keterangan pengamatan:
§  Pada hari pertama penelitian, tumbuhan mulai berkecambah.
§  Hari kedua akar dan batang mulai bertambah panjang.
§  Hari ketiga daun mulai tumbuh berwarna hijau bentuk daun mulai besar dan lebar
§  Hari keempat-terakhir (6) kacang hijau sudah menjadi tumbuhan yang utuh.


B.     Gambar Hasil Pengamatan
Ø  Tumbuhan kacang hijau ditempat terang





Hari pertama
Hari kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari keenam


Ø  Tumbuhan kacang hijau ditempat gelap

Hari pertama
Hari kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari keenam

Hasil perbandingan tanaman kacang hijau di hari terakhir (6)

C.     Pembahasan

Jika dilihat tabel hasil pengamatan pada praktikum ini di dapatkan hasil yaitu tanaman satu dengan tanaman lainnya di dalam media tanam yang sama ada yang pertumbuhannya lebih cepat dan ada yang lambat. Ini dikarenakan adanya kompetisi antara tanaman kacang hijau satu dengan yang lainnya yang disebabkan karena peletakkan biji satu yang berdekatan dengan biji lainnya pada saat penanaman. Faktor gen juga sangat mempengaruhi hal tersebut, karena tidak semua biji membawa gen yang ‘baik’ sehingga ada tanaman yang lebih cepat pertumbuhannya dan ada juga yang lambat.
Tanaman yang ditanam di tempat gelap, terlihat  tanaman kacang hijau tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi.
Tanaman ditanam di tempat terang, kacang hijau  terlihat tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

BAB V
KESIMPULAN
5.1  Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan  tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau. Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai perbedaan.

1.      Tumbuhan dalam hal percobaan kali ini adalah kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap tumbuh lebih optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi (Etiolasi adalah istilah bagi pertumbuhan tanaman yang tidak normal yang ditandai dengan tanaman yang tumbuh sangat cepat,  batang tinggi, kurus, dan lemah, serta warna daun yang pucat (tidak berwarna hijau) tidak berkembang dengan baik dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun terlihat pucat.
2.      Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai dan terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar.
5.2       Saran
§  Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
§  Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
§  Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
§  Sebaiknyapercobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat.
§  Sebaiknya, menanamnya di air mineral gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh kacang hijau tersebut lebih besar, agar pertumbuhannya maksimal.

5.3       Penutup

Dengan terselesaikannya kegiatan penelitian ini,penulis berharap makalah ini dapat di terima oleh semua pembacanya.Begitu pula penulis juga berharap semoga kegiatan penelitian selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi dari sebelumnya.


















Daftar Pustaka

§  Srikini, Suharno, dkk. 2006. BIOLOGI untuk SMA Kelas XII. Jakarta. Penerbit Erlangga
§  Aryuli, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2007. Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta : Esis.
§  Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga
§  Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Sumber dari Internet :





0 komentar:

Posting Komentar