Minggu, 01 Juni 2014

PROPOSAL



           A.      PENGERTIAN

Proposal merupakan suatu program kegiatan yang sifatnya sebagai usulan. Proposal merupakan usulan tertulis untuk melakukan suatu kegiatan yang ditunjukan kepada pihak tertentu.
Proposal disebut pula dengan usul kegiatan. Proposal disusun apabila kita bermaksud melakukan suatu kegiatan dan kegiatan itu perlu mendapat persetujuan (donator). Dalam usulan tersebut perlu diterangkan segala rencana yang akan dilakukan dengan jelas dan selengkap-lengkapnya.

          B.      SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN PROPOSAL

Agar usulan kegiatan diterima donator, proposal yang kita susun itu harus memenuhi persyaratan berikut.
a.       Memiliki struktur dan logika yang jelas. Hindarilah kata-kata seperti mungkin,sebaiknya, ataupun kata-kata lainnya yang menunjukan sikap ragu-ragu. Untuk itu, gunakanlah kata-kata harus, akan, dan kata-kata lainnya yang bersifat meyakinkan.
b.      Hasil kegiatan itu harus terukur. Gunakan angka-angka yang pasti dan bukan perkiraan.
c.       Rumusakanlah jenis kegiatan secara jelas, inovatif, dan terperinci dan yang betul-betul dapat dikuasai atau dikerjakan.
d.      Hubungan kegiatan dengan dana yang diperlukan harus rasional,tidak mengada-ada.

             C.      SISTEMATIKA PROPOSAL

              Sistematika ataupun unsur-unsur dalam proposal berbeda-beda. Hal tersebut  bergantung pada jenis kegiatannya.
1.       Proposal Penelitian
Berikut sistematika proposal untuk penelitian.
a.       Latar Belakan Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud membeberkan tentang alasan munculnya masalah yang diteliti atau penting dilihat dari segi profesi penelitian, pengewmbangan ilmu, atau kepentingan pembangunan. Hal yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah atau resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti.Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya jika diutarakan kerugian-kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan apa yang kiranya akan diperoleh apabila masalah tersebut diteliti.
b.      Perumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Yang dapat menolong kita keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pakar terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.Dalam merumuskan dan analisis masalah ini sekaligus juga dilakukan identifikasi variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian beserta definisi operasional dari setiap variabel. Untuk mempermudah perumusan masalah, rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Namun, apabila mampu merumuskannya dalam bentuk uraian-uraian yang komprehensif dan analis, hal itu akan lebih baik.
c.       Tujuan Penelitian
Rumusan tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu, rumusan tujuan ini harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya.
d.      Asumsi
Asumsi berfungsi sebagai titik pangkal penelitian. Asumsi dapat berupa teori dan dapat berupa teori dan dapat pula berupa pemikiran peneliti sendiri. Apa pun materinya, asumsi tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu.Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis.
Asumsi ini harus dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif.Jadi bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan.
e.      Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenarannya. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Hipotesis ini harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendeskripsikan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat karena memang tidak pada tempatnya.
f.        Metode Penelitian
Metode penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar saja. Dalam metode penelitian ini, dimasukkan teknik atau teknik-teknik pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode penelitian historis, deskriptif, ataupun eksperimental. Dalam hal teknik pengumpulan data, dapat disebutkan teknik angket, wawancara, observasi partisipatif, observasi nonpartisipatif, atau tes. Jika dipandang perlu dapat pula dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya. Dalam bab ini,juga harus dimasukkan proses pembakuan instrumen penelitian.
g.       Lokasi dan Sampel Penelitian
Disamping menyebutkan lokasi dan sampel penelitian, pada bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat itu dan dengan sampel itu. Alasan ini akan menjadi lebih kuat apabila dikaiykan dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan cara menganalisis data.
h.      Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini dikemukakan nama kegiatan atau tahap penelitian beserta waktu penggarapannya dalam satuan minggu atau bulan.
i.         Personel Penelitian
Kalau penelitian itu dilakukan oleh tim, maka personil penelitiannya meliputi ketua dan anggota. Mungkin pula di dalamnya terliput pula sekretaris dan bendahara. Dalam setiap personil penelitian perlu dicantumkan nama, jabatan, bidang keahlian, alamat, serta tugas-tugasnya.
j.        Biaya Penelitian
Secara rinci, kebutuhan anggaran penelitian meliputi hal-hal berikut.
1)      Uraian kegiatan atau jenis peralatan yang dibutuhkan
2)      Volume kegiatan dan satuan peralatan
3)      Jumlah biaya
k.       Pustaka acuan
Pustaka acuan meliputi media-media cetak yang digunakan atau menjadi bahan acuan dalam kegiatan penelitian itu,baik yang berupa buku, laporan penelitian, jurnal, koran/majalah, ataupun website.

2.       Proposal Kegiatan Kemasyarakatan
Sistematika proposal untuk kegiatan kemasyarakatan, pada umumnya disusun dengan pola berikut.
a.       Latar belakang
b.      nama dan tempat kegiatan
c.       tujuan dan manfaat
d.      jenis-jenis kegiatan
e.      panitia pelaksana
f.        waktu dan tempat pelaksanaan
g.       jadwal kegiatan
h.      biaya
i.         pengesahan

0 komentar:

Posting Komentar