Minggu, 01 Juni 2014

MEMBACA CEPAT DAN PARAGRAF



          A.      MEMBACA CEPAT DAN MENEMUKAN IDE POKOK BACAAN

1.      Membaca Cepat
Kecepatan membaca tidak berarti hanya membaca dengan cepat, tetapi harus juga dengan memahami isinya. Oleh karena itu, Anda hendaknya berlatih terus agar mendapatkan hasil yang optimal.

a.       Teknik Membaca Cepat
1)      Bahan bacaan harus baru atau yang belum pernah dibaca
2)      Dilakukan dalam hati
3)      Situasi lingkungan harus tenang
4)      Mempercepat sasaran pandangan mata
5)      Hindari lompatan pandangan mata yang maju mundur atau bolak-balik
6)      Hindari membaca dengan mengeluarkan suara atau berbisik-bisik
7)      Hindari gerakan kepala ke kiri dan ke kanan
8)      Hindari penunjukan dengan telunjuk tangan atau apapaun
9)      Bacalah per kelompok kata atau frasa
10)   Berlatihlah mencari inti bacaan per paragraf
b.      Meningkatkan Kemampuan membaca cepat
1)      Membaca teks dalam hati
2)      Berkonsentrasi hanya pada bacaan
3)      Tidak menggerakkan bibir untuk mengucapkan kata yang dibaca
4)      Tidak mengunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata
5)      Tidak mengerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
6)      Tidak mengulang kata atau kalimat yang sudah dibaca
7)      Tidak mengeja huruf pada kata-kata yang dibaca dalam harti
8)      Tidak selalu berhenti diawal baris
9)      Tidak membaca dengan bersuara

2.      Ide Pokok
Ide pokok bacaan disebut gagasan pokok.Ide pokok bacaan dapat anda temukan dengan teknk membaca cepat bacaan. Anda harus mampu membaca cepat jika ingin mendapatkan ide pokok tersebut.
Anda dapat menemukan ide pokok bacaan dengan langkah-langkah berikut.
a.       Bacalah setiap paragraf yang hendak dicari ide pokoknya dengan teknik membaca cepat!
b.      Cermati kalimat pertama hingga terakhir! Ingat, ide pokok sebagai isi atau inti paragraf dapat terletak diawal, akhir, awal dan akhir, atau seluruh paragraf.

               B.      PARAGRAF

1.       Pengertian
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar dari pada kalimat. Meskipun demikian, paragraf masih merupakan bagian dari satuan bahasa lainnya, yang disebut wacana. Suatu wacana umumnya dibentuk lebih dari satu paragraf.

2.       Unsur-unsur paragraf
Secara umum, paragraf dibentuk oleh dua unsur, yakni gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.
a.       Gagasan Utama
Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama paragraf mungkin terletak di awal ataupun akhir paragraf. Ada pula gagasan utama yang berada di awal dan di akhir paragraf secara sekaligus.
b.      Gagasan Penjelas
Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat.
c.       Hubungan Gagasan Utama dengan Gagasan Penjelas
Hubungan antarunsur-paragraf, terutama kalimat utama dengan kalimat penjelas atau kalimat penjelas dengan kalimat penjelas lainnya, sering menggunakan kata penyambung antarkalimat. Contoh-contoh penyambung antarkalimat lainnya biarpun demikian, setelah itu, selain itu, sebaliknya, oleh sebab itu, dan kecuali itu.

3.       Syarat-syarat penyusunan paragraf
Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan di antara unsur-unsurnya.

a.       Kepaduan makna
Suatu paragraf dikatakan memiliki kepaduan makna (koheran) apabila ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya.Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-sama membahas satu gagasan utama.
b.      Kepaduan bentuk
Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi, kepaduan bentuk (kohesif) berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja sebuah paragraf padu secara makna, akan tetapi belum tentu paragraf tersebut kohesif atau didukung oleh kata-kata yang padu.
Kekohesifan sebuah paragraf dapat ditandai oleh:
1)      Hubungan penunjukkan, yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi
2)      Hubungan pergantian, ditujukkan oleh kata-kata saya, kami, kita, engkau, anda, mereka, ia
3)      Hubungan pelepasan, ditandai oleh penggunaan kata sebagian, seluruhnya
4)      Hubungn perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, kecuali itu, jadi, akhirnya, namun demikin
5)      Hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan pengulangan kata, sinonim, hiponim

4.       Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya
a.       Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Letak kalimat utama diawal paragraf atau paragraf kedua
2)      Diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus
b.      Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak diakhir paragraf. Mula-mula
 Dikemukakan fakta-fakta taupun uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiiki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Letak kalimat utama diakhir paragraf
2)      Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
c.       Paragraf campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terlatak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

5.       Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi, Analogi, Sebab-Akibat
a.       Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan  pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, conto-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri sebagai penjelasa lebih lanjut.
b.      Analogi
Cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat ama. Cara ini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, amaka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
c.       Sebab-Akibat
Adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.

0 komentar:

Posting Komentar