A.
MEMBACA CEPAT DAN MENEMUKAN IDE POKOK BACAAN
1.
Membaca Cepat
Kecepatan membaca tidak berarti hanya membaca dengan cepat, tetapi harus
juga dengan memahami isinya. Oleh karena itu, Anda hendaknya berlatih terus
agar mendapatkan hasil yang optimal.
a.
Teknik Membaca Cepat
1)
Bahan bacaan harus baru atau yang belum pernah
dibaca
2)
Dilakukan dalam hati
3)
Situasi lingkungan harus tenang
4)
Mempercepat sasaran pandangan mata
5)
Hindari lompatan pandangan mata yang maju mundur
atau bolak-balik
6)
Hindari membaca dengan mengeluarkan suara atau
berbisik-bisik
7)
Hindari gerakan kepala ke kiri dan ke kanan
8)
Hindari penunjukan dengan telunjuk tangan atau
apapaun
9)
Bacalah per kelompok kata atau frasa
10)
Berlatihlah mencari inti bacaan per paragraf
b.
Meningkatkan Kemampuan membaca cepat
1)
Membaca teks dalam hati
2)
Berkonsentrasi hanya pada bacaan
3)
Tidak menggerakkan bibir untuk mengucapkan kata
yang dibaca
4)
Tidak mengunakan jari atau benda lain untuk
menunjuk kata demi kata
5)
Tidak mengerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
6)
Tidak mengulang kata atau kalimat yang sudah
dibaca
7)
Tidak mengeja huruf pada kata-kata yang dibaca
dalam harti
8)
Tidak selalu berhenti diawal baris
9)
Tidak membaca dengan bersuara
2. Ide Pokok
Ide pokok bacaan disebut gagasan pokok.Ide pokok bacaan dapat anda
temukan dengan teknk membaca cepat bacaan. Anda harus mampu membaca cepat jika
ingin mendapatkan ide pokok tersebut.
Anda dapat menemukan ide pokok bacaan dengan langkah-langkah berikut.
a.
Bacalah setiap paragraf yang hendak dicari ide
pokoknya dengan teknik membaca cepat!
b.
Cermati kalimat pertama hingga terakhir! Ingat,
ide pokok sebagai isi atau inti paragraf dapat terletak diawal, akhir, awal dan
akhir, atau seluruh paragraf.
B.
PARAGRAF
1.
Pengertian
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih
besar dari pada kalimat. Meskipun demikian, paragraf masih merupakan bagian dari
satuan bahasa lainnya, yang disebut wacana. Suatu wacana umumnya dibentuk lebih
dari satu paragraf.
2.
Unsur-unsur paragraf
Secara umum, paragraf dibentuk oleh dua unsur, yakni gagasan utama dan
beberapa gagasan penjelas.
a.
Gagasan Utama
Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf. Gagasan utama paragraf mungkin terletak di awal ataupun akhir
paragraf. Ada pula gagasan utama yang berada di awal dan di akhir paragraf
secara sekaligus.
b.
Gagasan Penjelas
Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.
Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat.
c.
Hubungan Gagasan Utama dengan Gagasan Penjelas
Hubungan antarunsur-paragraf, terutama kalimat utama dengan kalimat
penjelas atau kalimat penjelas dengan kalimat penjelas lainnya, sering
menggunakan kata penyambung antarkalimat. Contoh-contoh penyambung antarkalimat
lainnya biarpun demikian, setelah itu, selain itu, sebaliknya, oleh sebab itu,
dan kecuali itu.
3.
Syarat-syarat penyusunan paragraf
Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan di antara
unsur-unsurnya.
a.
Kepaduan makna
Suatu paragraf dikatakan memiliki kepaduan makna (koheran) apabila ada
kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang
lainnya.Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara
bersama-sama membahas satu gagasan utama.
b.
Kepaduan bentuk
Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi, kepaduan bentuk (kohesif)
berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja sebuah paragraf padu secara
makna, akan tetapi belum tentu paragraf tersebut kohesif atau didukung oleh
kata-kata yang padu.
Kekohesifan sebuah paragraf dapat ditandai oleh:
1)
Hubungan penunjukkan, yang ditandai oleh
kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi
2)
Hubungan pergantian, ditujukkan oleh kata-kata
saya, kami, kita, engkau, anda, mereka, ia
3)
Hubungan pelepasan, ditandai oleh penggunaan
kata sebagian, seluruhnya
4)
Hubungn perangkaian, ditandai oleh kata dan,
lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, kecuali itu, jadi,
akhirnya, namun demikin
5)
Hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan
pengulangan kata, sinonim, hiponim
4.
Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak gagasan
utamanya
a.
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di
awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam
kalimat pertama. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola
deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Letak kalimat utama diawal paragraf atau
paragraf kedua
2)
Diawali dengan pernyataan umum disusun dengan
uraian atau penjelasan khusus
b.
Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak diakhir
paragraf. Mula-mula
Dikemukakan fakta-fakta taupun
uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke
dalam sebuah kalimat. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola
induktif memiiki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Letak kalimat utama diakhir paragraf
2)
Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus
dan diakhiri dengan pernyataan umum
c.
Paragraf campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terlatak pada
kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat
utama.Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan
kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
5.
Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola
Generalisasi, Analogi, Sebab-Akibat
a.
Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala
khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh
gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau
sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengembangan karangan,
generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, conto-contoh,
data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri sebagai
penjelasa lebih lanjut.
b.
Analogi
Cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat ama. Cara
ini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi, amaka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
c.
Sebab-Akibat
Adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang
berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.
0 komentar:
Posting Komentar